Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas normal. Hipertensi merupakan faktor risiko serangan dan gagal jantung lantaran organ tubuh tersebut memiliki peranan penting dalam menyuplai darah.

Karena itulah, hipertensi adalah kondisi yang perlu dideteksi dan dikenali sedini mungkin oleh seluruh kalangan.

Yuk, kenali penyebab, gejala, cara mengatasi, hingga langkah pencegahan hipertensi melalui penjelasan berikut!

Apa itu Hipertensi?

Sebenarnya, apa itu hipertensi? Hipertensi adalah istilah medis ketika kondisi tekanan darah pada tubuh melebihi batas normal. 

Jadi, tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik yaitu tekanan ketika jantung memompa darah keseluruh tubuh. 

Di sisi lain, tekanan diastolik merupakan tekanan ketika jantung berelaksasi dan menerima darah sebelum kembali memompakannya ke seluruh tubuh.

Hipertensi adalah kondisi di saat tekanan sistolik melebihi 140 mmHg dan diastoliknya melebihi 90 mmHg.

Apabila tekanan darah dibiarkan melebihi batas normal, dapat mengakibatkan komplikasi penyakit serius, seperti stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, dan lain sebagainya.

Karena itulah, hipertensi adalah penyakit yang perlu ditangani sedini mungkin.

Penyebab Hipertensi

Penyebab kondisi ini berbeda-beda berdasarkan jenisnya, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Beberapa penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:

Hipertensi primer

Jenis hipertensi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Walau demikian, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi primer, seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

Hipertensi sekunder 

Penyebab hipertensi sekunder diakibatkan oleh kondisi medis tertentu. Salah satu penyakit yang cukup berkaitan dengan hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal.

Selain itu, hipertensi sekunder juga bisa disebabkan beberapa kondisi lain, di antaranya:

  • Sindrom Conn’s atau produksi hormon aldosteron berlebih.
  • Sindrom cushing atau produksi hormon kortisol berlebih.
  • Tumor kelenjar adrenal.
  • Obstructive sleep apnea.
  • Koarktasio aorta.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, dekongestan, dan lain sebagainya.

Gejala Hipertensi

Ada gejala yang bisa jadi dirasakan oleh penderita hipertensi. Namun perlu diingat, tidak semua penderita hipertensi akan merasakan gejala-gejala ini. Seringkali kasus hipertensi ditemukan pada pasien yang tidak bergejala. 

Beberapa gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala, terutama di belakang kepala.
  • Vertigo
  • Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga)
  • Masalah penglihatan
  • Sesak napas
  • Nyeri di bagian dada
  • Kondisi aritmia
  • Kelelahan

Diagnosis Hipertensi

Langkah diagnosis hipertensi mula-mula akan dokter identifikasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik pasien. Kemudian, dokter atau paramedis lain akan menggunakan alat pengukur tekanan darah dengan memakaikan manset lengan tiup di lengan.

Hasil pengukuran akan dilihat berdasarkan empat kategori tekanan darah secara umum, yaitu

  • Tekanan darah normal: di bawah 120/80 mmHg
  • Prahipertensi: tekanan darah di rentang 120/80 mmHg – 139/90 mmHg
  • Hipertensi tahap 1: tekanan darah di rentang 140/90 mmHg – 159/99 mmHg
  • Hipertensi tahap 2: tekanan darah di atas 160/100 mmHg
  • Krisis hipertensi: tekanan darah di atas 180/120 mmHg Kondisi ini merupakan situasi darurat sehingga pasien diperlukan penanganan medis sesegera mungkin.

Cara Mengatasi Hipertensi

Cara mengatasi hipertensi harus dilakukan secara medis agar penanganannya tepat dan tidak memperburuk kondisi.

Penderita hipertensi umumnya diharuskan untuk mengonsumsi obat seumur hidup agar tekanan darahnya dapat terjaga. 

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat penderita hipertensi dapat diturunkan dosis atau bisa jadi dihentikan konsumsi obatnya, terlebih jika tekanan darah sudah terkendali dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Obat-obatan yang biasa diresepkan oleh dokter untuk penderita hipertensi di antaranya:

  • Obat untuk melebarkan pembuluh darah agar tekanan darahnya menurun. Sebab, hipertensi kadang bisa mengakibatkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah
  • Obat untuk membuang garam dan cairan berlebih di dalam tubuh. Nantinya, pembuangan garam dan cairan berlebih tersebut akan keluar melalui urine
  • Obat untuk memperlambat detak jantung
  • Obat penurun tekanan darah
  • Obat penghambat angiotensin. Dimana, angiotensin tersebut berfungsi untuk menaikkan tekanan darah

Cara Mencegah Hipertensi

Untuk mencegah penyakit hipertensi, Anda dapat melakukan langkah-langkah penerapan pola hidup sehat, seperti:

  • Mengonsumsi garam secukupnya, tidak lebih dari 5 – 6 gram per hari.
  • Menjaga berat badan normal.
  • Membatasi konsumsi kafein agar tidak berlebihan.
  • Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan.
  • Menghindari kebiasaan merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.
  • Mengurangi minuman beralkohol.
  • Mengelola stres dengan bermeditasi.
  • Tidur yang cukup dan berkualitas.

Jadi, hipertensi adalah penyakit yang bisa disebabkan oleh pengaruh keturunan dan juga faktor eksternal sehingga diperlukan langkah pencegahan dengan menjaga pola hidup sehat.

Jika merasakan ciri-ciri hipertensi seperti yang telah disebutkan di atas, Anda memerlukan penanganan dan pengobatan dari tenaga medis. Penting juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah rutin untuk mendeteksi hipertensi secara dini.

Di samping itu, Anda juga dapat melakukan medical check-up tekanan darah secara rutin sebagai upaya mencegah terjadinya kondisi serius yang diakibatkan oleh hipertensi.

Categories: Kesehatan

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *