“Kadar gula darah yang normal pada setiap orang dapat berbeda-beda tergantung usianya. Kelebihan atau kekurangan kadar gula darah bisa menandakan suatu penyakit.”
Kadar gula darah normal di dalam tubuh tidak boleh berlebihan. Sebab, ada banyak gangguan yang bisa terjadi jika masalah ini terjadi secara konstan, salah satunya diabetes.
Penting untuk mengetahui kadar gula darah normal berdasarkan usia. Dengan begitu, kamu lebih paham angka ideal normal gula darah untuk diri sendiri. Berikut pembahasan lengkapnya!
Kadar Gula Darah Normal Menurut Usia
Kadar glukosa darah adalah jumlah glukosa yang seseorang miliki dalam aliran darahnya pada waktu tertentu. Seseorang yang memiliki kadar gula darah tinggi atau rendah bisa mengindikasikan terjadinya masalah kesehatan, dan mungkin membutuhkan perawatan medis.
Itulah sebabnya mengapa perlu tahu kadar gula darah normal serta batas gula darah maksimal menurut usia. Jika terjadi peningkatan atau penurunan, tindakan yang tepat bisa segera kamu lakukan.
Kadar glukosa darah yang normal dapat kamu ukur saat berpuasa, makan, atau setelah makan. Untuk kadar glukosa darah normal pada orang dewasa sehat yang tidak makan kurang lebih 8 jam adalah kurang dari 100 mg/dL.
Lalu, kadar glukosa darah normal pada objek yang sama dua jam setelah makan adalah 90 hingga 100 mg/dL.
Lantas, berapa kadar gula darah normal menurut usia? Berikut daftarnya:
1. Anak di bawah 6 tahun
Anak-anak di bawah usia 6 tahun harus memiliki kadar glukosa darah di kisaran 80-200 mg/dL setiap hari. Angka tersebut terbilang sehat dan jumlah glukosanya bisa berfluktuasi saat bangun tidur, makan, hingga sebelum tidur.
Untuk lebih jelasnya, berikut rentang gula darah untuk anak di bawah 6 tahun:
- Setelah puasa: >80 – 180 mg/dL.
- Sebelum makan: 100 – 180 mg/dL
- 1-2 jam setelah makan: 180 mg/dL.
- Sebelum tidur: 110 – 200 mg/dL.
Anak-anak yang memiliki kadar gula darah di atas angka ini bisa jadi mengalami diabetes dan perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.
2. Anak usia 6-12 tahun
Pada rentang usia ini, kadar gula darah normal harus di kisaran 80-180 mg/dL per hari. Kadar gula darah dapat naik setelah makan akibat tubuh perlu memecah glukosa yang akhirnya menyebar ke seluruh aliran darah.
Berikut rentang normal gula darah pada anak usia 6-12 tahun:
- Setelah puasa: >80 – 180 mg/dL.
- Sebelum makan: 90 – 180 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: > 140 mg/dL.
- Sebelum tidur: 100 – 180 mg/dL.
3. Usia 13-19 tahun
Kadar gula darah normal menurut usia 13-19 tahun berada di kisaran 70-150 mg/dL per hari. Remaja dengan kondisi gula darah tinggi perlu rutin memeriksa kadar gula darah, dan memperhatikan makanannya serta rutin berolahraga.
Berikut adalah rincian normal gula darah pada remaja di atas 12 tahun:
- Setelah puasa: >70 – 150 mg/dL.
- Sebelum makan: 90 – 130 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: > 140 mg/dL.
- Sebelum tidur: 90 – 150 mg/dL.
4. Usia di atas 20 tahun
Berapa gula normal orang dewasa? Seseorang dengan usia di atas 20 tahun memiliki kadar gula darah normal di kisaran 100-180 mg/dL per hari. Saat bangun di pagi hari, gula darah harus berada di titik terendah karena tubuh belum makan selama sekitar 8 jam.
Kategori kadar gula rendah adalah saat angka pemeriksaannya kurang dari 100 mg/dL. Sudah memasuki kategori berbahaya jika angkanya di bawah 70 mg/dL.
Jelasnya lagi mengenai normal gula darah pada orang dewasa di atas 20 tahun bisa dicek di sini:
- Setelah puasa: 70 – 100 mg/dL.
- Sebelum makan: 70 – 130 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: < 180 mg/dL.
- Sebelum tidur: 100 – 140 mg/dL.
Berapa kadar gula penderita diabetes? Seseorang dapat memiliki kadar gula darah tinggi, jika angkanya melebihi 130 mg/dL sebelum makan atau 180 mg/dL setelah makan dalam waktu 1-2 jam.
Kebanyakan orang tidak mengalami gejala hingga kadar gulanya mencapai 250 mg/dL atau lebih tinggi. Tingkat gula darah tertinggi yang masih terbilang aman umumnya sekitar 160-240 mg/dL.
Dampak Akibat Gula Darah Tidak Normal
Risiko kesehatan kadar gula darah tidak normal terbagi menjadi dua, yaitu ketika kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) dan kadar gula darah rendah (hipoglikemia).
1. Risiko kesehatan jika kadar gula darah tinggi (hyperglycemia)
Apabila kadar gula darah sedikit tinggi dalam waktu singkat, mungkin bukan masalah serius. Namun, jika gula darah tinggi dapat menyebabkan masalah serius dan kadarnya tetap tinggi dalam waktu lama, maka dapat menyebabkan risiko kesehatan berikut:
- Kerusakan permanen pada saraf tangan dan kaki (neuropati perifer).
- Gangguan permanen pada mata dan masalah penglihatan (diabetes retinopathy).
- Terserang kondisi yang mengancam jiwa, seperti ketoasidosis diabetikum.
- Kerusakan ginjal.
- Infeksi bakteri dan jamur pada kulit.
- Perlemakan hati.
- Luka yang sulit untuk membaik.
- Penyakit jantung.
Jika kamu memiliki kadar gula darah tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menjalani tes darah atau urine untuk memeriksa keton. Tingkat keton yang tinggi adalah tanda dari ketoasidosis diabetik.
Mau tahu lebih jauh gejala kadar gula darah berlebih dalam tubuh? Baca lebih lanjut di artikel ini: Inilah Tanda-tanda Kalau Kamu Kelebihan Gula Darah.
2. Risiko kesehatan kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
Kadar gula darah rendah yang tidak diatasi segera dapat memberikan efek yang ekstrem. Risiko kesehatannya terbagi menjadi efek jangka pendek dan jangka panjang.
1. Efek jangka pendek
- Pusing.
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
- Tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
- Pendarahan otak.
- Serangan jantung.
- Koma.
- Penurunan fungsi kognitif.
2. Efek jangka panjang
Menurut studi pada Journal of The American College of Cardiology, pengidap gula darah rendah karena diabetes tipe 2, memiliki peningkatan risiko mengembangkan kondisi yang berhubungan dengan jantung dan masalah pada pembuluh darah.
Hypoglycemia juga dapat meningkatkan risiko kondisi lain, termasuk:
- Penyakit mata.
- Penyakit ginjal.
- Kerusakan saraf.
- Kerusakan otak.
- Kematian.
Pada kasus yang parah, sel saraf bisa mati karena kekurangan pasokan glukosa. Jika ada kerusakan saraf yang mengendalikan organ dalam, maka bisa terjadi neuropati otonom.
Orang dengan kondisi tersebut dapat kehilangan kemampuan untuk mendeteksi kadar gula darah rendah, dan mereka mungkin tidak mengalami gejala.
Lebih parahnya lagi, ia mungkin tidak tahu bahwa sedang memiliki gula darah rendah. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipoglikemia berat.
Prediabetes, Haruskah Diwaspadai?
Prediabetes adalah kondisi yang mengindikasikan tingkat glukosa darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai ambang batas diabetes tipe 2.
Dalam kondisi ini, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak memproduksi cukup insulin untuk mengendalikan gula darah.
Prediabetes adalah sinyal peringatan yang serius, karena dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan tepat. Prediabetes sering tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:
- Kelelahan yang berlebihan.
- Sering merasa haus.
- Sering merasa lapar.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Infeksi yang sering dan lama sembuh.
- Gatal-gatal pada kulit, terutama di area genital
Jika kamu mengalami beberapa gejala ini, ada kemungkinan gula darah normal melewati ambang batas. Lantas, kadar gula darah 200 apakah normal? Kadar gula darah sebesar 200 mg/dL adalah tanda yang perlu diperhatikan dan memerlukan tindakan lanjutan.
Bila kamu mengalami hasil tes gula darah sebesar itu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk evaluasi lebih lanjut, diagnosis yang akurat, dan penanganan yang tepat.
Selanjutnya, apakah gula darah 150 termasuk diabetes? Jawabnya belum tentu. Meskipun gula darah 150 mg/dL termasuk dalam kisaran yang tinggi, diagnosis diabetes membutuhkan pengujian yang lebih terperinci dan berkala. Sebab, ada banyak faktor yang bisa memicu meningkatnya kadar gula darah normal.
Prediabetes adalah kondisi serius yang perlu segera mendapatkan penanganan. Dengan mengadopsi perubahan gaya hidup sehat dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter, kamu bisa kembali ke kadar gula darah normal.
Penting untuk mengadopsi pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan yang sehat. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan.
0 Comments